Penguatan Hulu Hilir Perunggasan

Kendati telah bertransformasi menjadi industri yang berkembang pesat dan terintegrasi dari hulu hingga hilir, nyatanya persoalan dalam industri perunggasan belum juga menemukan solusi jawaban. Terlebih pada usaha ayam ras pedaging  atau broiler, yang acap kali mengalami gejolak harga penjualan ayam hidup (livebird). Akurasi data pun selalu menjadi pertanyaan banyak pihak.

“Data ini menjadi hal yang fundamental. Kalau datanya saja salah, apa pun kebijakannya akan keliru,” tegas Achmad Dawami selaku Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) dalam Munas I Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia (ARPHUIN), di Bogor, Kamis (2/3). Dalam Munas tersebut, terpilih sebagai Ketua Umum ARPHUIN Periode 2023-2026 adalah Theresia Agustina. Ia didampingi oleh Wakil Ketua Sigit Pambudi, Sekretaris Muslih Al Ma’arif, dan Bendahara Rubiyanti.

Dalam kesempatan itu Dawami menandaskan, sangat penting adanya dukungan data yang valid dan akurat untuk menggambarkan realita di lapangan. Hal ini harus menyeluruh, mulai dari hulu seperti data bibit, hingga di hilir berupa data karkas. Untuk itu disinilah ARPHUIN mempunyai peran penting dalam memberikan data yang akurat terkait pemotongan dan stok karkas di lapangan, sehingga kondisi seperti saat ini bisa menemukan solusi.

Lebih lanjut, Dawami menyebutkan bahwa saat ini penting bagi seluruh pelaku usaha perunggasan untuk memotong jalur distribusi penjualan, sependek dan sedekat mungkin dengan konsumen. Itu akan membuat harga lebih realistis dan konsumsi masyarakat pun meningkat. Kalau jalur distribusi terlalu panjang, maka disparitas harganya akan tinggi. Inilah mengapa hilirisasi penting dari segi bisnis.

“Kemudian dari segi kualitas, makin pendek jalur distribusi ke konsumen maka kualitas karkas akan makin bagus. Kita makan ayam yang penting proteinnya, kalau ayam diproses dengan cara-cara yang tidak higienis dan ASUH maka yang akan kita makan adalah bakteri. Itulah idealisme yang harus ARPHUIN punya. Inilah yang perlu ditanamkan ke semua perusahaan yang ada di ARPHUIN. Harus berani mencari jalur distribusi sedekat mungkin dengan konsumen.  Untuk itu penguatan segi hulu hilir perunggasan ini penting,” ucap Dawami.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Dirkesmavet), Ditjen PKH, Kementerian Pertanian, drh. Syamsul Ma’arif, M.Si menambahkan, data pemotongan dan stok karkas sangat diperlukan dalam pengambilan kebijakan suplai deman untuk perhitungan penyediaan produksi ayam ras pedaging, sehingga diperlukan dukungan data yang valid dan akurat untuk menggambarkan realita di lapangan.

“Kami dari pemerintah juga berharap ARPHUIN dapat membantu dalam hal data yang ada bisa lebih baik dan akurat lagi, sehingga dengan diketahuinya jumlah produksi karkas di semua RPHU maka bisa diselaraskan dengan izin impor Grand Parent Stock DOC yang dikeluarkan. Dan nantinya ARPHUIN ini bisa diselaraskan dengan GPPU dan Pinsar. Dengan kolaborasi dan data yang kuat ini, maka kita bisa membendung produk unggas impor yang bisa memengaruhi stabilitas perunggasan kita,” kata Syamsul Ma’arif. GPPU

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *