Saatnya Perkuat Resiliensi Industri Perunggasan
Di tengah terus tumbuhnya industri perunggasan di tanah air, masih ada kekhawatiran berbagai pihak terhadap jaminan keberlanjutan. Karena itu diperlukan strategi penguatan resiliensi industri perunggasan nasional agar dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi pada industri perunggasan saat ini.
“Resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi dengan kejadian atau masalah yang sangat berat yang dihadapi, baik pada level internasional, nasional, level industri maupun pada level mikro yang terjadi pada perusahaan,” ungkap Guru Besar Eknomi Pertanian IPB Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih pada webinar Indonesia Poultry Club dengan tema ‘Memperkuat Resiliensi Industri Perunggasan’, pada beberapa waktu yang lalu.
Bungaran mengatakan industri perunggasan nasional saat ini sudah tumbuh, namun tidak diikuti pembangunan yang berkelanjutan. Karena itu resiliensi pada industri perunggasan harus dilakukan.
Ada beberapa hipotensis yang disampaikan, yang pertama struktur agribisnis perunggasan nasional tidak efisien. “Yang dimaksud struktur agribisnis mulai dari hulu bukan hanya industri pakan tetapi juga pada sumber bahan baku pakan, pada on farm, hingga pada kosumen,” tambahnya.
Lebih lanjut mantan Menteri Pertanian RI tersebut mengatakan bahwa industri unggas tanah air belum mampu menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan yang dihadapi. Model bisnis industri perunggasan tidak banyak perubahan sejak awal dibentuk, salah satu contohnya adalah mengandalkan bahan baku pakan impor.
Lebih lanjur mantan Menteri Pertanian periode 2001-2004 ini mengatakan saat ini industri perunggasan tanah air masih terorientasi pada pulau Jawa dan Sumatra. Menurutnya, saat ini industri perunggasan nasional harus harus lebih terdesentralisasi menyesuaikan dengan negara yang kepulauan.
Untuk itu saat ini sangat dibutuhkan adanya peningkatan kerjasama lebih erat antar pengusaha, peternak dan pemerintah sehingga dapat lebih bersinergi antar berbagai komponen yang ada dalam struktur agribisnis perunggasan di Indonesia. Hal tersebut akan dapat berjalan lancar dengan adanya kebijakan jangka panjang yang kondusif, konsisten dan membantu memperkuat resiliensi industri perunggasan Indonesia.
Dikutip dari Media Tabloid Sinar Tani (www. tabloidsinartani.com)