Proyeksi Industri Perunggasan Dunia 2024
Industri perunggasan diperkirakan menuju ke arah positif. Melansir Global Animal Protein Outlook 2024 keluaran Rabobank, produksi daging unggas dan ikan dunia diperkirakan akan meningkat di tengah menurunnya produksi daging sapi dan babi. Penurunan produksi protein dunia (khususnya sapi dan babi) disebabkan oleh meningkatnya biaya produksi, dan pasokan bahan baku yang terbatas.
Hal ini juga diperkirakan akan melambungkan harga protein asal hewan dunia. Meskipun begitu, kenaikan produksi di sektor perunggasan diperkirakan masih lebih lambat daripada tahun 2023. Selaras dengan pernyataan tim riset Rabobank, The US Department of Agriculture (USDA) dalam Livestock and Poultry: World Markets and Trade Oktober 2023 memperkirakan bahwa produksi daging ayam dunia tahun 2024 bisa mencapai 102,3 juta ton, atau meningkat sekitar 1% dibanding tahun 2023.
Proyeksi produksi protein asal hewan tahun 2024
Merangkum dari Rabobank Global Animal Protein Outlook 2024 dan USDA Livestock and Poultry: World Markets and Trade 2023, berikut ini adalah proyeksi produksi protein asal hewan tahun 2024 di berbagai belahan dunia. Dimana Asia Tenggara diperkirakan pertumbuhan produksi unggas, babi, dan sapi akan didukung oleh semakin membaiknya situasi ekonomi dan membaiknya masalah penyakit pada hewan.
Kemudian untuk benua Eropa, konsumsi unggas diperkirakan akan meningkat sedangkan konsumsi daging sapi dan babi akan menurun. Meskipun begitu, hal ini sepertinya tidak diikuti dengan peningkatan produksi unggas karena tekanan highly pathogenic avian influenza (HPAI), perubahan sistem produksi, dan rendahnya dorongan ekspor. Menurut USDA, ekspor unggas dari Eropa pada tahun 2024 dilaporkan akan menurun 4% dari tahun 2019 (prepandemi).
Hal ini dikarenakan pembatasan impor dari negara-negara lain karena adanya wabah HPAI di Eropa. Selain itu, negara produsen unggas dunia brazil mempunyai produksi protein hewani yang diperkirakan akan meningkat di semua spesies. Hal ini dikarenakan terbuka lebarnya kesempatan ekspor. Protein hewani yang akan meningkat produksinya secara pesat adalah daging babi dan daging unggas. Brazil diperkirakan akan tetap menjadi produsen unggas terbesar kedua di dunia di tahun 2024.
Meskipun begitu, daging unggas masih akan dibayang-bayangi masalah penyakit seperti HPAI. Sementara itu di Amerika Serikat, daging unggas diperkirakan masih akan jadi pilihan utama konsumen dibandingkan dengan daging yang lain di tahun 2024. Sedangkan produksi daging sapi diramalkan akan terus mengalami kontraksi di Amerika Serikat. Di sisi lain, Australia dan Selandia Baru perkiraan produksi daging sapi di Australia akan meningkat sedangkan di Selandia Baru akan sedikit Selandia Baru diperkirakan akan meningkat.
Industri pengolahan daging unggas di pasar New Zealand diperkirakan akan meningkat dari 2024-2028 (IBIS World, 2023). Sedangkan untuk di Cina, konsumsi protein hewani diperkirakan akan melambat. Namun, produksi dan konsumsi unggas diperkirakan akan tetap stabil di tahun 2024.
HPAI di tahun 2024
Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) di negara-negara yang terkena dampak seperti Argentina, Chili, UE, Turki, dan Afrika Selatan diperkirakan akan mulai pulih. Namun, di Amerika Serikat, outbreak HPAI diperkirakan akan mengurangi suplai telur dan meningkatkan harga telur di pasaran melansir The Wall Street Journal (4/1/24).
Sedangkan di Eropa, khususnya Belanda, pemerintah mulai menerapkan kewajiban perkandangan untuk unggas komersial dan kewajiban membuat pagar untuk unggas non komersial sejak 14 November 2023 untuk menekan laju penyebaran HPAI. Melansir kantor berita Reuters (14/12/23), penyebaran AI di Eropa dilaporkan terlambat di akhir tahun 2023 karena musim gugur yang lebih hangat menyebabkan penundaan migrasi burung liar karier pembawa virus. Untuk itu diperkirakan outbreak AI akan tetap membayang-bayangi Eropa di tahun 2024.
Melansir laporan notifikasi terbaru dari data World Animal Health Information System (WAHIS) (5/1/24) di bulan Januari 2024 HPAI sudah di laporkan di unggas komersial dan liar di berbagai negara di dunia. Kasus HPAI di awal tahun 2024 lebih banyak dilaporkan di negara-negara Eropa. Di Asia, penyebaran HPAI H5N1 telah dilaporkan sejak 2 Januari 2024 di Korea Selatan dan Hongkong. Peningkatan kasus HPAI inilah yang membuat World Organization for Animal Health (WOAH) menghimbau penggunaan vaksin dan kontrol AI dengan standar internasional untuk menjaga imunitas unggas.
El Niño masih menghantui
El Niño adalah fenomena pemanasan suhu muka laut yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan memicu musim kemarau ekstrem yang ditandai dengan berkurangnya curah hujan di berbagai wilayah di dunia. Hingga bulan April-Mei 2024, El Niño diperkirakan akan tetap membayang-bayangi produksi jagung dan gandum gobal.
Melansir The Poultry Site, El Niño yang sudah menyebabkan kekeringan berat di Asia pada tahun 2023 diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan 2024 dan beresiko menurunkan suplai jagung dan gandum. Brazil dipastikan akan memproduksi jagung lebih sedikit tahun 2024. Karena El Niño sangat beresiko terhadap ketahanan pangan dunia. FAO juga mengeluarkan El Niño Anticipatory Action and Response Plan untuk bulan Oktober 2023 hingga Maret 2024 untuk membantu petani menghadapi dan mitigasi cuaca ekstrem.
Untuk kawasan Asia-Pasifik yang mengalami kondisi kekeringan dan menurunnya produksi panen menyebabkan meningkatnya harga bahan baku pakan. Untuk itu beberapa aksi prioritas yang direncanakan oleh FAO antara lain: melakukan training dan kampanye tentang manajemen air kepada petani, membangun fasilitas penadah hujan dan penyimpan air, membantu meningkatkan kapasitas penampungan air dan irigasi, memberikan bibit yang tahan kemarau, dan mendirikan bank pakan ternak.
Industri harus bersiap-siap
“Industri harus mulai memikirkan dan bersiap-siap bagaimana bisnis bisa terus berjalan dikala biaya produksi tinggi dan margin keuntungan sangatlah tipis. Hal ini bisa dilakukan dengan focus bagaimana meningkatkan produktivitas, memperkuat partnership di bidang supply chain, meningkatkan investasi di pengembangan produk, dan mengubah strategi pemasaran dan harga, untuk mengatasi tantangan tahun depan,” ujar Justin Sherrard, Global Strategist-Animal Protein kepada Rabobank (11/12/2023).
Tahun 2024, meskipun produksi daging unggas diperkirakan akan meningkat, Rabobank menekankan perlunya meningkatkan investasi di bidang sistem produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang mulai paham akan pentingnya peternakan yang berkelanjutan (sustainable).
Dikutip dari artikel drh. Istianah Maryam Jamilah, MVS, Mahasiswi S3 di School of Veterinary Sciences, Massey University, New Zealand di Majalah Poultry Indonesia (www.poultryindonesia.com)