Perunggasan Indonesia Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Perunggasan nasional mempunyai peran vital dalam dinamika negara. Tak hanya sebagai sektor mayoritas penyedia pangan protein hewani, namun juga berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi hingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Di lain sisi industri perunggasan nasional juga berperan penting dalam mendukung visi presiden Joko Widodo dalam pencegahan stunting, serta sangat dibutuhkan dalam menyukseskan program prioritas presiden terpilih Prabowo yaitu makan bergizi gratis. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ketua IV Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Asrokh Nawawi dalam Indonesia Poultry Club (IPC) yang diselenggarakan oleh Majalah Trobos Livestock di Jakarta, Kamis (18/7).
Menurutnya, apabila terlaksana dengan baik, maka program makan bergizi gratis ini mempunyai multiplier effect yang besar. Bukan sekadar membuat masyarakat kenyang, namun juga dapat menggerakkan roda perekonomian dan yang terpenting jangka panjangnya akan mencerdaskan generasi penerus. Dimana dengan asupan gizi yang cukup, maka pertumbuhan dan tingkat kecerdasan generasi penerus akan meningkat dan ini merupakan sebuah investasi jangka panjang. Untuk itu, ia mengajak dan meyakinkan semua pemangku kepentingan perunggasan untuk bersama mendukung program tersebut.
“Kemudian pemerintah telah mengumumkan bahwa anggaran untuk program makan bergizi gratis ini adalah 71 triliun. Saya kira angkanya sudah jelas, dan tinggal bagaimana penerapannya dan semoga segera terbit aturan teknis terkait detail pelaksanaan program ini. Kemudian, melihat potensi industri perunggasan, saya kira sangat siap untuk berperan sebagai sumber protein hewani untuk program makan bergizi gratis. Dengan produksi yang efisien dan kualitas yang terjaga, industri ini dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Dimana, saat ini kontribusi produk unggas mencapai 2/3 dari konsumsi protein masyarakat Indonesia, serta berkontribusi 80,77% terhadap total produksi ternak,” jelas Asrokh.
Namun demikian, Asrokh menyoroti 2 poin tantangan industri perunggasan dalam upaya mendukung program makan bergizi gratis, yakni keamanan pangan dan kurangnya pengawasan sertifikasi. Menurutnya, produk unggas merupakan produk pangan yang bergizi lengkap sehingga sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri. Hal ini bisa terjadi di semua rantai produksi, distribusi hingga penyimpanan, sehingga manajemen penanganan harus dilakukan dengan tepat.
“Kemudian sertifikasi NKV juga menjadi tantangan yang dihadapi industri perunggasan. Sebagaimana kita tahu masih banyak RPA yang belum mempunyai sertifikat NKV, sehingga belum ada jaminan akan keamanan pangan serta dapat mengurangi kepercayaan konsumen terhadap keamanan produk yang mereka beli. Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak pelaku usaha perunggasan yang mungkin belum memiliki pengetahuan atau sumber daya untuk memenuhi standar yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi. Ini bisa menjadi hambatan besar dalam meningkatkan kualitas produk mereka,” tandasnya.
Lebih lanjut, Asrokh menekankan bahwa keamanan pangan ini harus menjadi perhatian khusus bagi pelaku perunggasan dalam upaya menyukseskan program makan bergizi gratis. Jangan sampai justru menjadi bumerang, tatkala ada kasus keracunan atau kasus diare sehingga justru merugikan semuanya.
“Konsep “Safe from Farm to Table” menekankan pentingnya keamanan pangan di setiap tahap rantai pasok, mulai dari peternakan hingga sampai di meja konsumen harus diperhatikan. Dalam industri perunggasan, ini berarti memastikan praktik peternakan yang higienis dan sesuai standar, pemotongan ayam di RPA bersertifikat NKV untuk menjamin produk bebas dari kontaminasi, serta distribusi dan penyimpanan yang memadai untuk menjaga kesegaran dan keamanan produk unggas. Setiap tahap harus diawasi dan diuji untuk menghindari risiko kontaminasi bakteri atau zat berbahaya, memastikan bahwa produk yang diterima konsumen aman untuk dikonsumsi dan mendukung kesehatan masyarakat,” tegas Asrokh Nawawi. Materi lengkap presentasi GPPU tersebut dapat diunduh di sini: https://gppu-indonesia.org/category/pustaka/ GPPU