Menyambut Program Makan Bergizi Gratis, Ditjen PKH Siapkan Berbagai Strategi

Program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu program andalan presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029 dinilai memberi harapan baru bagi pertumbuhan industri perunggasan di Indonesia. Dimana anggaran 71 triliun disiapkan pemerintah untuk program ini, dengan target sasaran program sebanyak 82,9 juta jiwa/tahun yang terdistribusi kepada 74,2 juta anak sekolah, 4,3 santri dan 4,4 juta bantuan gizi ibu hamil. Tak berlebihan apabila stakeholders menyambut antusias fenomena ini.

Dirjen PKH, Kementan Agung Suganda  dalam acara Indonesia Poultry Club (IPC) di Jakarta, pada beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa saat ini perunggasan tengah menyambut momentum yang luar biasa, sehingga strategi harus disiapkan dengan matang baik dan matang. Menurutnya produk unggas baik telur maupun daging ayam ras, merupakan pangan yang dapat diterima mayoritas masyarakat Indonesia, terlebih anak sekolah yang menjadi target utama program makan bergizi gratis. Dengan adanya program ini, diharapkan secara langsung dapat meningkatkan konsumsi telur dan daging ayam ras masyarakat Indonesia, sekaligus menjadi peluang dan solusi terkait persoalan utama perunggasan yaitu oversupply.

“Dalam mendukung program makan bergizi gratis, kami telah membuat strategi penguatan industri perunggasan, yang dimulai dengan analisis potensi supply demand telur-daging ayam ras nasional dan pemutakhiran data sebaran peternak dan RPHU berbasis kabupaten. Kedua kami mendorong peningkatan produktivitas telur dan daging ayam ras, dengan implementasi GFP dan peningkatan efisiensi budidaya, pencegahan dan pengendalian penyakit unggas serta optimalisasi sistem rantai dingin-NKV. Kami juga melakukan penguatan kelembagaan peternak dan pelaku usaha mandiri melalui klasterisasi yang difokuskan di daerah yang ada titik dapur sentral program ini, sehingga konsep sirkular ekonomi desa bisa berjalan. Klasterisasi ini juga akan dikembangkan di luar daerah sentra produksi seperti luar Pulau Jawa,” ujar Agung.

Perihal pengembangan klaster, agung mengungkapkan bahwa pemerintah telah mempunyai beberapa model skema pengembangan klaster pelaku usaha ayam ras pedaging maupun petelur untuk mendukung program makan bergizi gratis. Dimana dalam 1 kawasan klaster per kecamatan, kandang terpusat dengan populasi sekitar 10 ribu ekor/klaster yang dilengkapi dengan analisa usahanya. Termasuk bagaimana menghubungkan produk panennya untuk kebutuhan program makan bergizi gratis ini.

“Model skema ini terus kita matangkan dan kami juga mengharapkan kolaborasi dari semua pelaku perunggasan untuk mendukung ketersediaan daging dan telur ayam, khususnya di sekitar titik dapur yang nantinya akan dibangun untuk program makan siang gratis,” tandas Agung Suganda.  

Dikutip dari  Media Livestockreview (www.livestockreview.com)